Minggu, 25 November 2012

Memilih Tipe Antena


by mazzofa 

Bagi Ham Radio Antenna merupakan komponen sangat penting pada satsiun radionya, antena adalah suatu perangkat yang dipergunakan untuk mentransfer sinyal RF (Radio Frekwensi) melewati bahan material konduktor ke gelombang elektro magnetik untuk mengudara (on the air).
Antena dapat digunakan untuk transmit dan receive dengan karakteristik yang berbeda dari setiap jenis antena. Apabila antena resonan (Match) dan juga efesien dalam operasi, bisa dipastikan antenna tersebut baik dalam penggunaan frekwensi. Antenna harus di set atau di Tune pada frekwensi yang sama dengan radio yang terkoneksi, bila tidak Match maka transmision akan tertahan dan berpengaruh terhadap radiasi yang dipancarkan.

Bila sinyal di disalurkan ke antenna untuk selanjutnya antenna yang telah sesuai dengan panjang gelombang dan Match antena tersebut mendistribusikan radiasi ke udara. Saat di pancarkan memang tidak terlihat dengan mata kepala sendiri namun kita ingin tahu, pola seperti apa yang terpancar, tetapi dibutuhkan alat tertentu untuk memonitor pancaran sinyal tersebut, alat yang dibutuhkan antara lain seperti Field strengh meter atau Scope dapat melihat pada layarnya gambar grafik yang dinamakan Radiasi Patern.
Gambar Grafik tersebut polanya berbeda dari setiap jenis antenna juga karakteristiknya sehingga memungkinkan untuk memilih yang paling sesuai untuk kebutuhan Ham radio.

Prinsip dasar Antenna
Sebelum membicarakan tentang antenna yang lebih spesifik lagi ada beberapa hal yang harus dimengerti untuk lebih jelas mari kita telusuri aspek aspek yang lebih mendasar tentang antenna :

Input impedance
Untuk material elektrik guna mentransfer energi, impedance dari perangkat transmiter antenna dan kabel coax  sebagai kabel transmisi terkoneksi harus sama impedansinya. Transmiter di rancang untuk Q impedance 50 Ohm, apabila antenna transmision line (kabel coax) dan transmitter berbeda Q impedancenya berarti antenna tersebut membutuhkan penyelaras sirkuit untuk menyesuaikan Q impedance yang boleh juga kita sebut Q Matching Circuit. Ada beberapa jenis matching cirkuit yang dapat dipakai sebagai penyelaras antenna diantaranya “T” Match; Gamma Match, Delta Match, Omega match, Balluns dll.

Power Loses
Power loss atau return loss adalah cara lain untuk mengekspresikan terjadinya miss match (impedance tidak sesuai). Power Loss merupakan rasio perhitungan logaritma dengan satuan dB (Decibel) ditambah dengan perhitungan reflected power dari antenna ke power energi yang di pancarkan ke antenna melalui transmission line (coax kabel). Hubungan perhitungan antara SWR (Standing Wave Ratio dan Reflected Power (Return Loss) sbb:
                                                    SWR
Return Loss (dB) 20 Log 10 = ————–
                                                   SWR-1
Power Loss mungkin juga dapat disebabkan oleh matching section (penyelaras impedance antenna); transmission line (Coax) dan dimensi antenna yang tidak sesuai.

Bandwidth
Yang dimaksud dengan bandwidth dari antena adalah kemampuan antenna tersebut beroperasi dan bekerja dalam lingkup frekwensi dan selalu match antara transmitter coax dan antenna memancar secara benar (Match). Bandwidth antenna adalah dalam satuan Hertz dengan ketentuan SWR (Standing Wave Ratio) dibawah 2:1. untuk sebagai contoh jika anda membuat antenna dipole untuk 7 Mhz band dan di ukur dengan alat SWR langkah pertama dial transmitter pada freq terbawah dari 7 mhz, lihat SWR meter pastikan SWR menunjuk ke angka 2:1 lalu catat frekwency nya (7.000Mhz) selanjutnya dial transmitter pada freq teratas dari 7 Mhz pastikan SWR Meter menunjukan 2:1 dan catat frekwencynya (7.150Mhz).
Dengan demikian bisa dipastikan bahwa antenna dipole tersebut dapat bekerja pada range freq 7.000 – 7.150 Mhz dengan center Freq 7..075 Mhz selanjutnya bisa disimpulkan Bandwidth dari antenna tersebut adalah 150 Khz. Bandwidth antenna sangat bervariasi terhadap jenis antenna, ukuran diameter kabel atau tubing yang digunakan secara fisik serta kemampuan daya rambat (Velocity) material juga mempunyai karakteristik limitasi yang berbeda pula sehingga mengubah kelebaran bandwidth frequency dari frekwensi kerja.

Kemampuan arah pancar dari sebuah antenna untuk memfokus energi gelombang elektro magnetik untuk dipancarkan kesemua arah atau arah tertentu, atau kemampuan menerima energi gelombang elektro magenetik lebih baik dari segala arah atau arah tertentu pada saat menerima dinamakan arah pancar (Directifity). Ada Jenis antenna yang dibuat secara khusus untuk mekonsentrasi atau fokus energi arah radiasi dari antenna ke arah yang dikehendaki (Beam Direction) atau ada pula jenis antenna yang memikiki pancaran menyebar kesemua arah atau lebih dikenal dengan Omni directional.
Kemampuan Pancaran (Gain) secara keseluruhan tidak seperti menghitung suatu rumus satuan secara phisik seperti menghitung watt, impedance dan ohm namun perhitungan rasio dari panjang phisik antenna terhadap kemampuan pancaran dari standard antenna dalam hal ini untuk jenis Vertikal 1/4 Lamda antena (Isotropic) dan 1/2 Lamda Dipole yang telah resonant (Match). Bila ingin bereksperimen sejauh mana kemampuan rancangan antenna yang dibuat untuk kategory vertikal antenna, haruslah menjadi patokan antenna 1/4 lamda menjadi perbandingan kemampuan pancaran dan penerimaan dalam kondisi power serta ketinggian yang seimbang. Begitu pula jika melakukan eksperimen untuk jenis Dipole.

Kelebaran Arah Pancaran (Beam width)
Yang dimaksud dengan Beamwidth (Kelebaran arah pancaran) atau Sudut pancar maximum (satuan degree/derajat) dengan polarisasi vertikal atau horizontal. Gain antenna makin tinggi, kemampuan antenna dalam memfokuskan gelombang elektromagnetis akan makin sempit dan fokus ke objeknya. Antenna yang besar akan membangkitkan gain (kemampuan memancarkan radiasi) yang besar dan sudut pancar yang sempit seperti unjung pensil di sisi lain arah antenna harus tepat kepada objek yang di tuju untuk lebih jelasnya antenna berukuran kecil akan memancarkan sudut pancar (Beam) yang lebar dan juga gain (kemampuan memancarkan radiasi) yang lebih kecil.
Untuk menciptakan Gain (kemampuan memancarkan radiasi) yang besar dari sebuah antenna, Sudut pancar yang sempit akan lebih menguntungkan dan lebih baik, jauh dari gangguan radiasi stasiun lain dan QRM QRN dll, karena energi radiasi pancaran dan penerimaan terbesar yang difokuskan hanya tepat di depan antenna tersebut. Disini menjadi faktor pilihan untuk memilih sesuai dengan kebutuhan dan ukuran antenna.
Untuk di HF jika menggunakan yagi beam antenna terpengaruh oleh jarak antara elemen, terutama antara Driven elemen dan reflektor begitu pula Director. Sedangkan pada UHF band atau lebih tinggi lagi frekwensinya, ukuran dari dish Parabola atau reflektor diameter dan freq kerja menjadi patokan untuk titik fokus pancaran. Jadi bisa kita ekspresikan sudut antara arah radiasi maximum adalah setengah dari nilai maksimum, ini menjadikan patokan Beam width!.
Agar lebih jelas, apabila kita membuat sebuah antenna reflektor sebesar 6 meter diameternya , kelebaran beamwidth kira kira 0.25 derajat, dan transmit pada freq 14 Ghz. Jika kita ubah ukuran antenna reflektor menjadi 60 cm maka sudut pancar antenna (Beam width) akan membesar sepuluh kali lipat atau kurang lebih 2.5 derajat. Begitulah yang terjadi pada sudut pancar (Beam width) untuk selanjutnya jika ada waktu mungkin dapat dibuktikan dalam suatu objek eksperimen dengan jarak dan ukuran yang sangat dinamis disesuaikan dengan kebutuhan.

-Side lobes
Mungkin sangat sedikit jenis antenna pengarah yang dapat memancarkan energi radiasi secara sempurna ke satu titik arah dan fokus, karena banyak terpengaruh oleh letak elemen, jarak elemen matching section dll.
Arah radiasi maksimum dari penerimaan dan pancaran suatu antenna pengarah dinamakan Major Lobe, sedangkan sisi lain jika antenna pengarah tersebut diputar kekanan sesuai arah jarum jam pada titik tertentu terdapat penerimaan atau pancaran maksimum tetapi tidak sekuat radiasi energi yang tepat di depan antenna pengarah dinamakan minor Lobe atau Side lobe. Antenna yang banyak minor lobe atau Side Lobe akan mengurangi radiasi utama (Major Lobe) sehingga menimbulkan pengurangan kemampuan memancarkan radiasi (Gain) antenna pengarah tersebut secara keseluruhan.

Nulls
Saat sebuah antenna beam diputar ke kanan sesuai arah jarun jam atau bahkan arah sebaliknya Energi arah pancaran radiasi (Radiation pattern) dari antenna pada saat penerimaan pancaran minimal dinamakan Null Direction, Biasanya Null direction sangat sempit sekali bisa jadi hanya 1 derajad. Null Direction sangat baik jika dipakai untuk antenna direction finder karna memanfaatkan titk Null yang sempit sekali agar dapat menentukan arah lebih akurat.

Polarisasi
Polarisasi adalah arah medan magnet elektrik dari gelombang elektromagnetik . Polarisasi bisa kita visualisasikan dalam bentuk elipse atau lonjong. Elipse secara vertical dinamakan polarisasi vertikal sedangkan elipse dalam pandang horizontal dinamakan polarisasi horizontal. Jenis lain plarisasi adalah circular dan linear polarisasi ataupun diagonal. Polarisasi terbentuk berdasarkan jenis antena yang dipakai seperti omnidirectonal antenna (Memancar ke semua arah) selalu memancarkan vertikal polarisasi, sedangkan Yagi, Dipole antenna jenis ini dapat diletakan secara vertikal maupun horizontal polarisasi. Circular polarisasi aliran elektriknya berputar kekanan atau kekiri dalam satu panjang gelombang yang dipancarkan sesuai kebutuhan pemakai antenna dengan circular polarisasi.

Salah Polarisasi
Untuk mentransfer maksimum power antara transmitter dan receiver antenna, kedua antenna harus memakai polarisasi yang sama. Bila antenna polarisasi pemancar dan penerima tidak sama polarisasinya akan mengakibatkan pengurangan daya penerimaan efesiensi dan kemungkinan gangguan penerimaan pada receiver.

Boleh di coba pakai formula sbb:
Polarization Mismatch Loss (dB) = 20 log (cos #)

Jika antena pemancar dan antenna penerima mengalami pergeseran polarisasi 15° maka radiasi akan berkurang 0.3 dB, dan jika 30° radiasi akan berkurang 1.25 dB, lalu jika 45° radiasi akan berkurang 3dB dan jika 90° radiasi akan berkurang >40 dB atau total loss. Kesalahan polarisasi pada antenna pemancar dan penerima menyebabkan pengurangan daya receive cukup drastis dan mungkin akan membuat komunikasi tidak berjalan lancar.

- Front-to-back ratio
Front To Back Ratio sangat berguna untuk diketahui agar kita mampu mengetahui sejauh mana kemampuan antenna yang kita pergunakan. Antenna pengarah (directional) tepat di didepan antenna tersebut adalah Major Lobe sedangkan di samping atau pada kedua sisi dari yangi antenna disebut side lobe atau minor lobe sedangkan dibelakang tepatnya 180 derajad antenna dinamakan Back lobe.
Front to Back ratio dimaksudkan adalah perbandingan energi yang dipancarkan atau di terima pada tepat di depan antenna Yagi atau jenis lainnya dan bagian belakang antenna tersebut, perbandingan tersebut dapat dihitung dalam satuan dB, peralatan yang dibutuhkan adalah field strength meter yang telah di kalibrasi.
Antenna pengarah yang mempunyai perbandingan radiasi pancaran pada bagian muka antenna dan pada bagian belakang antenna mendapatkan nilai selisih angka sangat drastis pada skala field strength adalah termasuk antenna yang mempunyai rancangan perhitungan mendekati sempurna.(de YC0VM)
eutlesat;

D. S. Bond, Radio Direction Finders, 1st ed. (New York: McGraw-Hill Book Co). W. N. Caron, Antenna Impedance Matching (Newington: ARRL, 1989).R. S. Elliott, Antenna Theory and Design (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1981).E. C. Jordan and K. G. Balmain, Electromagnetic Waves and Radiating Systems, 2nd ed. (Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc, 1968).King, Mack and Sandier, Arrays of Cylindrical Dipoles (London: Cambridge Univ Press, 1968). J. D. Kraus, Electromagnetics (New York: McGraw-Hill Book Co). J. D. Kraus, Antennas, 2nd ed. (New York: McGraw-Hill Book Co, 1988).E. A. Laport, Radio Antenna Engineering (New York: McGraw-Hill Book Co, 1952). J. L. Lawson, Yagi-Antenna Design, 1st ed. (Newington: ARRL, 1986).M. W. Maxwell, Reflections-Transmission Lines and Antennas (Newington: ARRL, 1990).S. A. Schelkunoff, Advanced Antenna Theory (New York: John Wiley & Sons, Inc, 1952). S. A. Schelkunoff and H. T. Friis, Antennas Theory and Practice (New York: John Wiley & Sons, Inc, 1952). J. Sevick, Transmission Line Transformers, 3rd ed. (Atlanta: Noble Publishing, 1996).F. E. Terman, Radio Engineers’ Handbook, 1st ed. (New York, London: McGraw-Hill Book Co, 1943). F. E. Terman, Radio Engineering, 3rd ed. (New York: McGraw-Hill, 1947).The ARRL Antenna Book, 19th Ed. (Newington, CT: ARRL, 2000) Radio Communication Handbook, 5th ed. (London: RSGB, 1976). Vertical Antenna Classics (Newington, CT: ARRL, 1996) Wire Antenna Classics (Newington, CT: ARRL, 1999

Foto Stasiun


                                YC9JUN Stasiun Tahun 2007

                                          Stasiun Tahun 2012

FOTO-FOTO KEGIATAN ORARI LOKAL LOMBOK TENGAH

Tahun 2012

Lombok Omni Direction Contest yang dilaksanakan oleh Club Station Kancah Bhinneka Swara Mataram  (frekuensi standby 144.050 Mhz) - Nopember 2012



Omni Autodubling oleh Club Stasion Abdi Setya Wacana Mataram (Frekuensi Standby 144.480 Mhz)
Februari 2012




Tahun sebelumnya :
Team Panitia Mandalika Signal Autodubling yang dilaksanakan 
oleh ORLOK Lombok Tengah tahun 2011


ORLOK Lombok Tengah menghadiri HAM Festival di Malang - Jawa Timur




Ujian Kenaikan Tingkat
Ujian Tingkat Siaga
Mengikuti Lomba Mobile Foxhunting pada Bali HAM Festival 2006

Dukom Event Bau Nyale di Pantai Seger, Lombok Selatan
Dukom Pendakian Gunung Rinjani Lombok

Temu kangen anggota ORARI se Pulau Lombok di Aik Bukaq


Sabtu, 24 November 2012

PERAN ORARI DALAM PUBLIC SERVICE


PERAN ORARI DALAM PUBLIC SERVICE 
Oleh : Ir. Hendry Risjawan - YCØLKJ

Pada dasarnya semua unsur penyelenggara komunikasi yang ada di Indonesia
(milik pemerintah, milik swasta, milik perorangan, dll.) dapat dikerahkan oleh
suatu badan, lembaga atau instansi yang berwenang mengkoordinasikan
kegiatan penanggulangan dan penanganan terhadap kejadian
musibah/bencana/marabahaya (disaster), agar dapat tepat waktu dan tepat pola
tindaknya pada saat keadaan emergency tersebut.

Dalam kenyataaannya, banyak diantara pemakai dan pengguna alat dan
peralatan radio komunikasi yang belum memberikan perhatian yang agak pantas
pada suatu kegiatan/operasi penanganan korban musibah bila terjadi keadaan
darurat/marabahaya (disaster).

Hal tersebut diatas dapat disebabkan, antara lain oleh ;
1.  Tidak menyadari peranan penting dirinya yang berkemampuan menggunakan
peralatan radio komunikasi dalam keharusan keterlibatannya.

2.  Tidak mempunyai minat dalam memanfaatkan kemampuan diri dan
peralatannya, dan hanya berfikir sudah cukup bila dapat menjalankan
perannya (pada waktu diminta) tanpa usaha untuk menguasai aturan-aturannya secara baik dan optimal.

3.  Tidak tahu harus berbuat apa,.. karena ketidak-tahuan dan tidak terlatih.

Dari uraian secara umum yang ditulis diatas, maka terlihat begitu pentingnya kita
semua harus paham akan posisi dan peran ORARI (organisasi beserta anggota
didalamnya), bahwa kegiatan  public service yang dilakukan ORARI dalam
keadaan disaster dengan segala bentuk dan implikasinya, akan berujung pada
seberapa besar kemampuan koordinasinya, kemampuan dan pengetahuan
individu yang dilibatkan, serta dukungan kerja-sama terpadu dari semua
pihak/unit yang ikut dalam kegiatan penanggulangan bencana tersebut.

PENGERTIAN UMUM DAN PERAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu maksud, tujuan ataupun berita-berita kepada pihak-pihak lain dan mendapatkan respons/tanggapan sehingga
pada masing-masing pihak mencapai pengertian yang maksimal.
           
Bentuk komunikasi tersebut dapat dilakukan secara lisan, tulisan, isyarat/tanda
dan juga dapat menggunakan peralatan (misalnya; radio dengan informasi
suara, data dan gambar).

Dalam suatu keadaan darurat (disaster) baik dalam skala kecil, menengah dan
besar, unsur komunikasi adalah salah-satu komponen (sub-system) yang
berperan menentukan terhadap; berhasil atau kurang berhasil, bahkan gagalnya
suatu operasi penyelamatan (search and rescue) dan pengerahan bantuan
penanganan serta penanggulangan terhadap kejadian musibah/bencana.

Komponen-komponen yang saling menunjang dalam suatu operasi/-pengerahan
bantuan dimaksud, adalah;

1.  Organisasi (mission organization);
2.  Fasilitas;
3.  Pelayanan gawat darurat (emergency care);
4.  Komunikasi; dan
5.  Dokumentasi;

FUNGSI KOMUNIKASI

Komunikasi yang berada didalam jaring koordinasi untuk penanganan bencana
(disaster) harus berfungsi setiap saat, baik pada tahap  SEBELUM terjadi
musibah/bencana, SAAT terjadi musibah/bencana, maupun pada tahap PASCA
terjadinya musibah/- bencana.

Fungsi-fungsi tersebut, meliputi ;

1.  Sarana pengindera-dini (early warning system), agar musibah/-bencana/marabahaya yang terprediksi/diperkirakan akan terjadi dapat
dideteksi  sejak  awal,  sehingga  semua  usaha pertolongan dan
penyelamatan dapat dilakukan tepat waktu, terseleksi (tepat guna) dan
mengurangi timbulnya kerugian yang banyak (harta benda bahkan jiwa
manusia).

2.  Sarana koordinasi antar semua institusi/instansi/organisasi/- potensi yang
terlibat operasi, agar menemukan cara yang tepat, cepat, efektif dan efisien.

3.  Sarana untuk mengalirkan perintah, berita-berita dan pengendalian terhadap
semua unsur dan elemen yang terlibat dalam operasi/kegiatan
pertolongan/penyelamatan.

4.  Sarana bantuan administrasi dan logistik.

DASAR ATURAN BAGI ORARI UNTUK DAPAT DILIBATKAN DALAM 
PENANGGULANGAN BENCANA 

1.  Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52/2000, tentang; Penyelenggaraan
Telekomunikasi, Pasal 41 ayat 2 :

Kegiatan Amatir Radio dapat digunakan untuk penyampaian berita
marabahaya, bencana alam, pencarian dan pertolongan (SAR).

2.  Anggaran Dasar (AD) ORARI, Pasal 6 ayat e :

Melaksanakan bantuan komunikasi radio dan penyampaian berita darurat
pada saat terjadi marabahaya, bencana alam dan penyelamatan jiwa
manusia dan harta benda.

KEMANA ORARI DIPERBANTUKAN SAAT TERJADI MUSIBAH/BENCANA

1.  BAKORNAS PB (di Tingkat Nasional);
2.  BASARNAS (di Tingkat Nasional);
3.  SATKORLAK PB (di Tingkat Daerah);
4.  FKSD DKI (di Tingkat Daerah);
5.  PUSDALGANGSOS DKI (di Tingkat Daerah); dan
6.  SATLAK PB (di Tingkat KODYA);

APA FUNGSI DAN TUGAS ORARI SAAT TERJADI BENCANA

1.  Bekerja dibawah kendali operasional (BKO terhadap lembaga yang disebut
diatas);

2.  Menyiapkan jaring komunikasi operasi;

3.  Mendukung komunikasi “YANG TAK TERBATAS”  pada saat terjadinya
musibah, marabahaya dan bencana, sampai berfungsinya sistem komunikasi
(reguler) yang ada;

APA PERSYARATAN ANGGOTA ORARI YANG DILIBATKAN

1.  Menguasai teknik set-up komunikasi darurat (emergency) serta prosedur
komunikasi darurat/lapangan;

2.  Menguasai teknik-teknik hidup dialam terbuka;

3.  Menguasai dasar/standard PPGD; dan

4.  Mampu bekerja dibawah stressing dan  tekanan tinggi, khususnya pada
bencana yang spesifik (seperti; tawuran massal, dll.).


JAWABAN UNTUK MEMENUHI SYARAT TERSEBUT

1.  ORARI Daerah DKI Jakarta bersama-sama dengan semua ORARI Lokal
dibawahnya dalam beberapa tahun belakangan ini telah mengembangkan
konsep dan pelaksanaan pelatihan untuk anggota-anggotanya, yang disebut
Pendidikan dan Pelatihan Amateur Radio Emergency Service (ARES).

2.  Di ORARI Daerah DKI Jakarta telah ada task-force (satuan tugas) ARES
yang siap membantu, bekerja dan digerakkan setiap waktu diperlukan pada
saat terjadi bencana (disaster).

PENUTUP
The Amateur Radio is patriotic, …. “station and skill always ready for service to
country and community”,  (dipetik dari salah satu butir kode etik Amatir Radio
Indonesia). ***

   Terima kasih,  73’s

Mengenal Kode Q

Q-CODE



Kode Q ini dipergunakan dalam komunikasi CW dan merupakan singkatan dari suatu kebutuhan komunikasi antar stasiun radio amatir. Kode Q ini dapat dipergunakan secara luas dalam sistem komunikasi dengan CW, baik oleh Militer, Perusahaan, Pemerintahan dan stasiun-stasiun radio lainnya.
Kode Q hanya terdiri dari 3 (tiga) huruf yang diawali dengan huruf Q dan merupakan suatu: Informasi, Penjelasan, Situasi, Kondisi, Tindakan dan lain-lain.
Kode Q ini merupakan PERNYATAAN dari satu pihak/stasiun, dan di lain pihak merupakan JAWABAN/PERNYATAAN yang diinginkan.
Kode Q ini diawali dengan QAA sampai dengan QZZ dan dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti: Keadaan Cuaca, Perjalanan, Penerbangan, Pelayaran, Kegiatan-kegiatan SAR dan lain-lain. Sedangkan untuk komunikasi dipergunakan mulai QRA sampai dengan QUZ.
Kode Q yang umum dipergunakan dalam komunikasi Amatir Radio, antara lain:
 PERTANYAANPERNYATAAN/JAWABAN
QRAApa nama stasiun saudara?
QRA?
Nama stasiun saya ...
QRA ... (nama stasiun)
QRBSeberapa jauh letak stasiun saudara dari tempat saya?
QRB?
Jarak antara kita adalah ... (m/Km)
QRB ... (m/Km)
QRDMau kemana dan dari mana?
QRD?
Ke ... (tujuan) dari ... (asal)
QRD ... (tujuan) ... (asal)
QRGBerapa frekuensi saya sebenarnya?
QRG?
Frekuensi anda adalah ... (MHz/KHz)
QRG ... (MHz/KHz)
QRHApakah frekuensi saya bergerak/bergeser?
QRH?
Frekuensi anda bergerak/bergeser ... KHz
QRH ... KHz Down/Up (kalau bergerak)
QRH N (kalau tidak bergerak)
QRIBagaimana nada pancaran saya?
QRI?
"Nada pancaran anda ..." atau "QRI ..."
(1:Baik 2:Sedang 3:Jelek)
QRKBagaimana readibility signal saya?
QRK?
"Readibility signal saudara adalah ..." atau "QRK ..."
(1:Sangat lemah, 2:Lemah, 3:Cukup, 4:Kuat, 5:Kuat sekali)
QRL"Apakah anda sibuk?" atau "Apakah frekuensi ini sedang dipergunakan?"
QRL?
"Ya, saya sedang sibuk" atau "Frekuensi ini sedang dipergunakan oleh ... (nama stasiun)"
"QRL" atau "QRL ... (nama stasiun)"
QRMApakah anda terganggu oleh signal lain?
QRM?
"Saya ..." atau "QRM ..."
(1:Tidak terganggu, 2:Agak terganggu, 3:Terganggu, 4:Terganggu sekali, 5:Sangat terganggu)
QRNApakah anda mengalami gangguan statik?
QRN?
"Saya ..." atau "QRN ..."
(1:Tidak terganggu, 2:Agak terganggu, 3:Terganggu, 4:Terganggu sekali, 5:Sangat terganggu)
QROHaruskah saya membesarkan daya pancar saya?
QRO?
Besarkanlah daya pancar anda
QRO
QRPHaruskah saya mengecilkan daya pancar saya?
QRP?
Kecilkanlah daya pancar anda
QRP
QRQPerlukah saya percepat pengiriman?
QRQ?
Percepat pengiriman ... WPM
QRG ... WPM
QRQ N (kalau tidak perlu)
QRRSiapkah anda untuk menerima CW?
QRR?
Kirimlah ... WPM
QRR ... WPM
QRSPerlukah pengiriman diperlambat?
QRS?
Perlambat pengiriman ... WPM
QRS ... WPM
QRTApakah pengiriman ingin dihentikan?
QRT?
Hentikan pengiriman
QRT
QRUApakah ada sesuatu untuk saya?
QRU?
Tidak ada sesuatu untuk anda
QRU
QRVApakah anda sudah siap?
QRV?
Saya telah siap
QRV
QRWApakah ... (stasiun) harus saya beritahu bahwa anda memanggilnya pada ... (MHz/KHz)?
QRW?
Beritahulah ... (stasiun) bhawa saya memanggilnya pada ... (MHz/KHz)
QRW ... (nama stasiun) ... (MHz/KHz)
QRXKapan anda memanggil saya lagi?
QRX?
Saya panggil anda ... (waktu) ... (KHz/MHz)
QRX ... (waktu) ... (MHz/KHz)
QRYKapan giliran saya?
QRY?
Giliran anda setelah ... (nama stasiun)
QRY ... (nama stasiun)
QRZSiapa memanggil saya?
QRZ?
Anda dipanggil ... (nama stasiun) di ... (MHz/KHz)
QRZ ... (nama stasiun) ... (MHz/KHz)
  CodePERTANYAANPERNYATAAN/JAWABAN
QSABerapa kekuatan signal saya?
QSA?
"Signal anda ..." anda "QSA ..."
(1:Sangat lemah, 2:Lemah, 3:Cukup, 4:Kuat, 5:Kuat sekali)
QSBApakah signal saya tidak konstan/turun-naik?
QSB?
Signal anda tidak konstan/turun-naik
QSB
QSDApakah keying saya rusak?
QSD?
Keying saudara rusak
QSD
QSGHaruskah saya mengirim ... berita sekaligus?
QSG?
Kirimlah ... berita sekaligus
QSG ... (jumlah berita)
QSKDapatkah anda mendengar saya diantara pancaran saudara?
QSK?
Saya dapat mendengar anda diantara signal saya sendiri
QSK
QSLApakah semua dapat diterima dengan baik?
QSL?
Saya terima semua dengan baik
QSL
QSM"Haruskah saya ulang pengiriman berita yang telah saya kirim?" atau "Haruskah saya ulang pengiriman ... (nomor/jumlah) berita sebelumnya?"
QSM?
"Ulangi berita yang telah anda kirim" atau "Ulangi pengiriman ... berita yang telah anda kirim"
"QSM" atau "QSM ... (nomor/jumlah)"
QSNApakah anda mendengar saya pada ... (MHz/KHz)?
QSN?
Saya mendengar saudara pada ... (MHz/KHz)
QSN ... (Mhz/KHz)
QSOApakah anda dapat berkomunikasi dengan ... (nama stasiun)?
QSO ... (nama stasiun)?
Saya dapat berkomunikasi dengan ... (nama stasiun)
QSO ... (nama stasiun)
QSPDapatkah anda menyampaikannya kepada ... (nama stasiun)?
QSP ... (nama stasiun)?
Ya, akan saya sampaikan kepada ... (nama stasiun)
QSP ... (nama stasiun)
QSXMaukah anda mendengarkan ... (nama stasiun) pada ... (MHz/KHz)?
QSX ... (nama stasiun) ... (MHz/KHz)?
Saya akan mendengarkan ... (nama stasiun) pada ... (MHz/KHz)
QSX ... (nama stasiun) ... (MHz/KHz)
QSY"Apakah saya harus pindah ke frekuensi lain?" atau "Apakah saya harus bergeser ke ... (MHz/KHz)?"
"QSY?" atau "QSY ... (MHz/KHz)?"
"Anda harap pindah ke frekuensi lain" atau "Anda harap pindah ke ... (MHz/KHz)"
"QSY" atau "QSY ... (MHz/KHz)"
QSZHaruskah saya mengirim setiap kata/susunan kata lebih dari satu kali?
QSZ?
Kirimlah setiap kata/susunan kata ... kali
QSZ ... (pengulangan)
 PERTANYAANPERNYATAAN/JAWABAN
QTAApakah berita nomer ... dibatalkan?
QTA ... (nomer berita)?
Berita nomer ... agar dibatalkan
QTA ... (nomer berita)
QTCBerapa berita lagi yg harus dikirim?
QTC?
"Ada ... (jumlah) berita lagi" atau "Ada ... (jumlah) berita untuk ... (nama stasiun)"
"QTC ... (jumlah berita)" atau "QTC ... (nama stasiun)"
QTHDimana posisi anda? (BUKAN posisi rumah/alamat)
QTH?
Saya sedang di ... (nama lokasi/posisi)
QTH ... (nama lokasi/posisi)
QTNPukul berapa saudara berangkat dari ... (tempat/lokasi)?
QTN ... (tempat/lokasi)?
Saya berangkat dari ... (tempat/lokasi) pukul ...
QTN ... (tempat/lokasi), ... (jam/waktu)
QTRPukul berapa saat ini?
QTR?
Saat ini pukul ...
QTR ... (jam/waktu)
QTVHaruskah saya siap pada ... (MHz/KHz) pukul ...
QTV ... (MHz/KHz), ... (jam/waktu)?
Anda diharap siap pada ... (MHz/KHz) pukul ...
QTV ... (MHz/KHz), ... (jam/waktu)
QTXDapatkah anda tetap membuka komunikasi dengan saya hingga pukul ...
QTX ... (jam/waktu)?
Saya akan tetap membuka komunikasi dengan anda sampai pukul ...
QTX ... (jam/waktu)




Kode Etik Amatir Radio



Kode Etik Amatir Radio

Amatir Radio Berjiwa Perwira
Secara Sadar ia tidak akan menggunakan udara untuk kesenangan pribadi, sedemikian rupa sehingga mengurangi kesenangan orang lain.
Amatir Radio Adalah Setia
Ia mendapat izin dari Pemerintah karena organisasinya dan ia akan setia dan patuh kepada negara dan organisasinya.
Amatir Radio Adalah Progresif
Amatir radio selalu menyesuaikan stasiun radionya setingkat dengan ilmu pengetahuan. Ia membuatnya  dengan baik dan efisien, ia mempergunakan dan melayaninya dengan cara bersih dan teratur.
Amatir Radio Adalah Seorang Ramah Tamah
Jika diminta, ia akan mengirim beritanya dengan perlahan dan sabar, kepada yang belum berpengalaman ia memberi nasehat, pertimbangan dan bantuan secara ramah tamah, inilah ciri-ciri khas Amatir Radio.
Amatir Radio Berjiwa Seimbang
Radio merupakan hobbynya, ia tidak akan memperkenankan hobbynya mempengaruhi kewajibannya terhadap rumah tangga, pekerjaan, sekolah atau masyarakat sekitarnya.
Amatir Radio Adalah Seorang Patriot
Ia selalu siap sedia dengan pengetahuan dan stasiun radionya untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat.
----000-----

Sejarah Amatir Radio



Sejarah Amatir Radio Indonesia


Kegiatan amatir radio menurut Radio Regulations ITU (Article S1.56) adalah : kegiatan komunikasi radio untuk tujuan melatih diri sendiri, saling berkomunikasi dan penelitian tehnis yang dilakukan oleh para amatir, yaitu mereka yang patut mendapat ijin dan berminat dalam teknik radio yang semata-mata untuk tujuan pribadi dan tanpa tujuan komersial.

Kegiatan amatir radio di Indonesia dimulai pada awal tahun 1930-an dimana ketika itu tanah air ini masih dalam jajahan Belanda yang disebut "Hindia Belanda".
Hanya sedikit sekali orang-orang Indonesia, yaitu orang-orang yang dianggap setia dan dapat dipercaya oleh pihak yang berkuasa pada waktu itu, yang dapat mempunyai ijin amatir radio.

Dua orang di antara mereka yang patut disebut sebagai pelopor dalam menghidupkan kegiatan amatir radio di Indonesia adalah:
•  Rubin Kain, callsign terakhir YB1KW, ijin pertama diterima pada 1932, wafat 1981.
•  B. Zulkarnaen, callsign terakhir YB0AU, ijin pertama diterima pada 1933, wafat 1984.

Semua kegiatan amatir radio dihentikan pada waktu pendudukan Jepang pada awal Perang Dunia Kedua.   Namun ada sebagian dari mereka yang dengan nekat meneruskan kegiatannya sebagai radio gelap di bawah-tanah untuk kepentingan revolusi Kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan proklamasi itu dipancarkan ke seluruh dunia dengan menggunakan sebuah "pemancar radio revolusioner yang dibuat sendiri" oleh seorang amatir radio yang bernama Gunawan, YB0BD.

Jasa YB0BD ini diakui oleh Pemerintah dan sebagai penghargaan, pemancar radio buatannya tersebut dewasa ini diletakkan dan dipamerkan pada Museum Nasional Indonesia.
Di samping peran penting YB0BD pada waktu proklamasi kemerdekaan, selama berlangsungnya perang kemerdekaan melawan Belanda sampai sesudah itu, patut pula ditampilkan peran seorang pemuda, yang juga seorang amatir radio, yang membuat pesawat-pesawat pemancar/penerima radio untuk digunakan sebagai alat komunikasi antara pulau Jawa dan Sumatera di mana pada waktu itu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia berada di sana.

Selanjutnya, kegiatan amatir radio mulai kembali diselenggarakan untuk waktu yang singkat yaitu dari tahun 1945 sampai dengan 1949.
Karena alasan masalah keamanan di dalam negeri, semenjak tahun 1950 Pemerintah melarang semua kegiatan komunikasi radio yang dilakukan oleh badan-badan atau perorangan yang non-pemerintah. Larangan tersebut berlangsung sampai 1967 dengan dilandasi oleh Undang-Undang nomor 5 tahun 1964 yang menegaskan dikenakannya hukuman yang sangat berat bagi mereka yang memiliki pesawat-pesawat pemancar radio tanpa ijin yang sah.

Meskipun demikian, pada tahun 1966 para amatir radio mulai memperjuangkan kepentingannya kepada Pemerintah agar kegiatan amatir radio dapat diselenggarakan kembali di Indonesia.
Dengan Peraturan Pemerintah nomor 21/1967, pemerintah mengijinkan kembali kegiatan ini.
Melalui konperensi amatir radio yang pertama di Jakarta pada tanggal 9 Juli 1969, didirikanlah organisasi dengan nama ORGANISASI RADIO AMATIR REPUBLIK INDONESIA yang disingkat ORARI serta disahkan pula Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ORARI.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) ORARI tahun 1977 nama organisasi diubah menjadi ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA dengan singkatan tetap sama, hingga saat ini.
Tulisan ini disarikan dari tulisan Ben S. Samsu pada situs YB0EBS

Pahlawan Contest 2008 Result


June 25, 2009
Hasil Pahlawan Contest 2008 
Band HF, Kategori Low Power =
1. Juara Nasional : YB7BAE, Ir. Suharso, MS
2. Juara Call Area 1 : YB1UA, Agus Hilman H.
3. Juara Call Area 2 : YC2PZY, Andis Prastyawan
4. Juara Call Area 3 : YB3VPP, Eddy Susanto ST
5. Juara Call Area 4 : YC4PSB, M. Sobri Alfikri, SE
6. Juara Call Area 5 : YF5WM, Willy A. Mondoringin
7. Juara Call Area 6 : YB6DE, dr. H. Eddy, MKES
8. Juara Call Area 7 : YB7BV, Basri, SP
9. Juara Call Area 8 : YC8FD, Sirong Beddu
10. Juara Call Area 9 : YC9JUN, Junaidi, SSos.
11. Juara Call Area 0 : YB0NFL, Arief Budiman
Band HF, Kategori High Power =
1. Juara Nasional : YC3GZS, Syamsul Arifin
2. Juara Call Area 1 : YC1OTE, Hari Riyadi
3. Juara Call Area 2 : YC2USI, Suryadi AG
4. Juara Call Area 3 : YC3ELS, Eko Sri Wahyuni
5. Juara Call Area 4 : -
6. Juara Call Area 5 : -
7. Juara Call Area 6 : YB6KTU, Husni Thamrin
8. Juara Call Area 7 : -
9. Juara Call Area 8 : YC1ADX/8, Ir. Ruslan
10. Juara Call Area 9 : YC9CWK, I Wayan Sukertha
11. Juara Call Area 0 : YB0NDT, Karsono Suyanto

Band VHF =
1. Juara 1 : YB3VPP, Eddy Susanto ST
2. Juara 2 : YC3RDS, Sueb Soewadi
3. Juara 3 : YD3RCX, Widodo
    Juara 3 : YD3XPH, Moh. Hasan, S.Pd.

Selamat kepada para pemenang dan terima kasih atas partisipasinya disampaikan kepada seluruh peserta. Panitia Pahlawan Contest 2008